Cerpen, Padang Ekspres, Seprianus

Mak dan Tanahnya

0
(0)

Berhari-hari, berminggu-minggu, bahkan berbulanbulan sejak itu, Munawir tak pernah lagi tampak batang hidungnya. Sertifikat yang pernah dijanjikan tak pernah sampai ke tangan Mak. Munawir seperti hilang. Seperti tak ada. Mak mulai khawatir. Sesuatu yang buruk pasti telah terjadi. Dan benar saja. Tak lama setelah itu, di tanah pusaka satu-satunya harta peninggalan warisan andehnya itu, kini sudah terpancang sebuah papan pengumuman bertuliskan “Tanah Ini Milik Sutan Rangkayo” .

Mak menjerit histeris kesetanan dan berlari tunggang-langgang mengejar petugas yang sedang mendirikan papan pengumuman itu. Dia meronta-ronta, menggapai-gapai petugas itu agar menghentikan pekerjaannya. Namun apa daya, petugas itu sudah menunjukkan surat sah bahwa kepemilikan tanah itu sudah berganti nama. Munawir telah menjualnya. Semua uang penjualan tanah dilarikannya entah kemana bersama anak bininya. Mak hanya bisa terduduk lemah meraung-raung getir dan bersimbah air mata, menatap nanar tak berdaya pada papan pengumuman itu.

Kemarin tanah itu masih punya Mak. Betapa hatinya menggelembung bahagia membayangkan ketiga anaknya memakai baju wisuda dari universitas negeri ternama, yang akan Mak biayai dari uang penjualan tanah itu. Tapi kenyataannya kini, kakak laki-lakinya sendiri yang telah menipunya, memupuskan semua harapannya. Mak tak punya apa-apa lagi. Lalu mendadak semua di sekeliling Mak menggelap. Mak tersungkur ke tanah. ***

Loading

Average rating 0 / 5. Vote count: 0

No votes so far! Be the first to rate this post.

2 Comments

  1. Fitria Ratnawati

    Cerita tentang Mak dan Tanahnya sangat menyentuh banget,

Leave a Reply

error: Content is protected !!